Cara Budidaya Jamur Tiram
Setelah mengenal sekilas tentang apa itu jamur tiram sepreti
yang sudah dibahas diatas, maka saatnya kita akan membahas tentang cara
budidaya jamur tiram. Seperti yang secara umum sudah diketahui bahwa budidaya
jamur tiram memiliki bebera keunggulan dan kemudahan dalam proses budidayanya, sehingga
budidaya jamur tiram ini sendiri dapat dikelola secara usaha sampingan maupun
usaha ekonomis dengan skala kecil, sedang dan besar.
Dalam budidaya jamur tiram akan ditemukan beberapa bagian
penting yang akan dilalui, yaitu mulai dari persiapan budidaya, peralatan yang
digunakan dalam membudidayakan jamur tiram, proses dan teknik budidaya, serta
sampai pada proses pemanenan.
Untuk mengetahui step-step budidaya jamur tiram tersebut,
maka berikut akan disajikan secara lengkap kepada Anda, dan akan dimulai dari
proses persiapan budidaya jamur tiram.
1. Persiapan Budidaya Jamur Tiram
Dalam persiapan budidaya jamur tiram ini yang perlu
dipersiapkan adalah bangunan atau ruangan untuk tempat mengembangbiakkan atau
membudidayakan jamur tiram. Dalam hal ini bangunan atau ruangan rumah juga bisa
digunakan sebagai tempat budidaya jamur tiram, namun yang paling penting yang
harus diketahui terkait ruangan pembudidayaan jamur tiram ini terdiri dari:
A. Ruangan Persiapan
Ruangan ini digunakan untuk melakukan berbagai kegiataan
awal budidaya jamur tiram, seperti kegiatan pengayakan, pencampuran pewadahan,
dan juga sterilisasi.
B. Ruang Inokulasi
Ruangan inokulasi duganakan untuk tempat menanam bibit pada
media tanam, ruangan ini harus mudah dibersihkan, serta ruangan juga harus
tidak banyak memiliki ventilasi yang dimaksudkan untuk menghindari kontaminasi
dari mikroba.
C. Ruang Inkubasi
Ruangan ini berfungsi untuk menumbuhkan meselium jamur pada
media tanam yang sudah di inokulasi. Kondisi ruangan ini harus diatur dengan
suhu antara 22-29 drajat celcius dan dengan kelembaban 60-80 persen. Ruangan
ini juga harus dilengkapi dengan rak-rak yang terbuat dari bambu untuk
menempatkan media tanam dalam kantong plastik yang sudah di inokulasi.
D. Ruang Penanaman
Ruangan ini digunakan untuk menumbuhkan tubuh buah jamur.
Ruangan ini dilengkapi juga dengan rak-rak penanaman dan alat penyemprot atau
pengabutan. Pengabutan bertujuan untuk menyiram dan mengatur suhu udara pada
kondisi optimal yaitu 16-22 derajat celcius dengan kelembaban 80-90 persen.
2. Peralatan dan Bahan Budidaya Jamur Tiram
Dalam pembudidayaan jamur tiram, maka peralatan-peralatan
yang harus dipersiapakan terdiri dari mixer, cangkul, sekop, filler, botol,
boiler, gerobak dorong, sendok bibit, dan centong. Sementara bahan-bahan yang
perlu dipersiapkan adalah serbuk kayu, bekatul atau dedak, kapur CaCO3), gips
(CaSO4), tepung jagung (biji-bijan), glukosa, kantong plastik, karet, kapas,
dan cincin plastik.
3. Proses Budidaya Jamur Tiram
Dalam proses budidaya jamur tiram ini, maka beberapa hal
yang perlu dilakukan diantaranya adalah sebagai berikut:
A. Persiapan Bahan
Bahan yang harus dipersiapakan diantaranya adalah serbuk
gergaji, bekatul, kapur, gips, tepung jagung, dan glukosa.
B. Pengayakan
Serbuk kayu yang sudah diperoleh sebaiknya dilakukan
pengayakan. Hal ini dimaksudkan agar tingkat keseragaman serbuk terjaga dengan
baik agar tingkat pertumbuhan misela akan merata. Media pengayak serbuk kayu
dapat dibuat sama dengan ukuran mengayak pasir. Dalam proses pengayakan perlu
menggunakan masker karena dalam serbuk gergaji banyak tercampur debu dan pasir.
C. Pencampuran
Bahan-bahan yang telah ditimbang sesuai dengan kebutuhan
dicampur dengan serbuk gergaji dan selanjutnya disiram dengan air sekitar 50-60
persen atau bila kita kepal serbuk tersebut sudah menggumpal, tetapi tidak
keluar air. Hal ini menandakan bahwa kadar air sudah cukup.
D. Pengompresan
Pengompresan adalah proses pelapukan bahan yang dilakukan
dengan cara membumbun campuran serbuk kayu gergaji dan kemudian menutupnya
dengan plastik.
E. Pembungkusan (pembuatan baglog)
Pembungkusan dapat dilakukan dengan menggunakan plastik
polipropilen dengan ukuran yang dibutuhkan. Cara membungkus, yaitu dengan
memaskukkan media kedalam plastik dan kemudian dipukul atau ditumbuk sampai
padat dengan botol atau menggunakan filler dan kemudian dismpan.
F. Sterilisasi
Sterilisasi dilakukan dengan mempergunakan alat sterilizer
yang bertujuan menginaktifkan mikroba, bakteri, kapang, maupun khamir yang
dapat mengganggu pertumbuhan jamur yang ditanam. Sterilisasi dilakukan pada
suhu 90 – 100 derajat celcius selama 12 jam.
G. Inokulasi (Pemberian Bibit)
Inokulasi adalah kegiatan memasukan bibit jamur ke dalam
media jamur yang telah disterilisasi. Baglog ditiriskan selama 1 malam setelah
sterilisasi, kemudian kita ambil dan ditanami bibit diatasnya dengan
mempergunakan sendok makan/sendok bibit sekitar + 3 sendok makan kemudian
diikat dengan karet dan ditutup dengan kapas. Bibit Jamur Tiram yang baik
yaitu:
- Varitas unggul
- Umur bibit optimal 45 – 60 hari
- Warna bibit merata
- Tidak terkontaminasi
H. Inkubasi (masa pertumbuhan miselium) Jamur Tiram
Inkubasi Jamur Tiram dilakukan dengan cara menyimpan di
ruangan inkubasi dengan kondisi tertentu. Inkubasi dilakukan hingga seluruh
media berwarna putih merata, biasanya media akan tampak putih merata antara 40
– 60 hari.
4. Panen Jamur Tiram
Panen dilakukan setelah pertumbuhan jamur mencapai tingkat
yang optimal, pemanenan ini biasanya dilakukan 5 hari setelah tumbuh calon
jamur. Pemanenan sebaiknya dilakukan pada pagi hari untuk mempertahankan
kesegarannya dan mempermudah pemasaran.
Demikianlah proses budidaya jamur tiram yang bisa kami
sampaikan kepada Anda. Bagi Anda yang belum terlalu paham dengan penjelasan
dalam artikel diatas, maka sebaiknya Anda juga bisa melihat cuplikan video cara
budidaya jamur tiram yang bersumber dari situs berbagi video Youtuber berikut
ini:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar