/** Kotak Iklan **/ .kotak_iklan {text-align: center;} .kotak_iklan img {margin: 0px 5px 5px 0px;padding: 5px;text-align: center;border: 1px solid #ddd;} .kotak_iklan img:hover {border: 1px solid #333}
rahasia alt/text gambar alt/text gambar alt/text gambar

Selasa, 04 Juni 2013

TEKNOLOGI PENUMBUHAN PAKAN ALAMI DAB ALTERNATIF/BUATAN


TEKNOLOGI PENUMBUHAN PAKAN ALAMI DAB ALTERNATIF/BUATAN


I. PENDAHULUAN
PENUMBUHAN PAKAN ALAMI DAN ANTERNATIF    PAKAN MURAH BERKUALITAS TINGGI

 Dunia usaha perikanan semakin dituntut untuk dapat memanfaatan lahan secara optimal sehingga produktivitas lahan dapat ditingkatkan semaksimal mungkin.   Sejalan dengan intensifikasi lahan maka ketersediaan pakan sebagai penunjang keberhasilan sektor perikanan dewasa ini menjadi penentu utama yang dikarenakan biaya produksi sebesar 60 – 70 % di sektor perikanan dihabiskan untuk konsumsi pakan ikan. Mencari alternatif pakan murah, tanpa mengesampingkan kualitas dan kuantitas akan semakin jauh dari para petani, sejalan dengan melambungnya harga dasar semua bahan baku pakan, sementara para pembudidaya ikan harus berhadapan dengan biaya operasional pakan yang sangat besar yaitu sekitar 60-70% (Yanuartin, C. 2004), oleh karena itu upaya yang harus dilakukan adalah bagaimana mencarikan jalan keluarnya.

TUJUAN PELATIHAN

² Mengetahui bermacam-macam pakan ikan baik yang alami maupun buatan

² Mengetahui bahan-bahan lokal yang dapat dipergunakan sebagai pakan
ikan buatan

² Memahami prinsip-prinsip pembuatan pakan ikan buatan

² Mengetahui aspek ekonomi untuk pembuatan pakan ikan buatan


MATERI PELATIHAN

² Mengetahui macam makanan ikan dan pencernaannya

² Memahami pengetahuan gizi yang dibutuhkan oleh ikan

² Mengetahui penyusunan formula atau ramuan yang diperlukan sesuai
dengan fase ikan

² Mengetahui prinsip-prinsip umum dalam pembuatan pakan ikan buatan

² Mengetahui pengujian mutu pakan ikan buatan secara praktis
² Memahami prinsip-prinsip dalam penyimpanan pakan ikan buatan
² Memahami cara pemberian dan jumlah pemberian pakan ikan serta
pengaruh lingkungan


II. PAKAN

 Pakan memiliki peranan penting sebagai sumber energi untuk pemeliharaan tubuh, pertumbuhan dan perkembangbiakan. Oleh sebab itu nutrisi yang terkandung dalam pakan harus benar-benar terkontrol dan memenuhi kebutuhan dari ikan tersebut. Pemberian pakan yang sesuai akan menghindarkan ikan dari berbagai serangan penyakit, kususnya penyakit nutrisi. Penyakit nutrisi ini biasanya menyerang ikan yang hanya diberi pakan sembarangan tanpa memperhitungkan nutrisi yang dibutuhkan oleh ikan pemberian pakan dengan kadar lemak tinggi juga menyebabkan difisiensi thiamin (Vitamin B1).
Penyakit nutrisi dapat dihindari dengan pemberian kombinasi pakan alami dan pakan buatan dengan komposisi yang lengkap
Hal lain yang harus diperhatikan adalah kualitas pakan yang diberikan. Pakan yang sudah busuk atau pakan buatan yang kadaluarsa
(tengik/berjamur) dapat menyebabkan ikan menjadi sakit


Mengapa nutrisi harus lengkap????

Penyakit nutrisi

1)Kekuranganvitamin
 Kekurangan vitamin dapat mengakibatkan kelainan pada bentuk tubuh dan fungsi organ pada ikan. Lebih lanjut hal ini mengakibatkan lambatnya pertumbuhan dan rendahnya sintasan sehingga sangat merugikan pembudidaya. Kekurangan vitamin ini juga menyebabkan ikan rentan terhadap serangan penyakit bakterial dan jamur yang dapat mengakibatkan kerugian yang lebih besar lagi.


2)Kekurangan protein
Kekurangan protein berarti kekurangan asam amino yang merupakan zat yang diperlukan untuk ketahanan tubuh, sehingga kekurangan protein menyebabkan ikan menjadi mudah terserang penyakit infeksi.


3)Kekurangan asam lemak essensial
Kekurangan asam lemak essensial menyebabkan perubahan warna dan erosi pada sirip serta masuknya lemak kedalam hati. Hal ini menebabkan lemahnya pertahanan tubuh ikan dan lambatnya pertumbuhan.


4)Lipoid liver degeneration

Penyakit ini disebut juga lipodosis. Menyebabkan pembengkakan pada hati dan kekurangan darah. Pertumbuhan ikan menjadi lambat dan sintasannya rendah. Penyakit ini disebabkan oleh pemberian pakan yang lemaknya sudah rusak. Penyakit nutrisi dapat dihindari dengan pemberian kombinasi pakan alami dan pakan buatan dengan komposisi yang lengkap.


3.  KULTUR MASAL PAKAN ALAMI

 Kultur masal pakan alami adalah upaya membudidayakan plankton sebagai pakan alami ikan dalam jumlah dan tempat yang banyak. Kultur pakan alami ikan sangat penting untuk menumbuhkan plankton sebagai pakan benih ikan,terutama benih ikan ukuran lepas hapa (kebul). Kultur pakan alami dapat dilakukan dengan pemupukan.akan tetapi dengan cara ini akan tumbuh penyakit yang dapat menyerang benih ikan tersebut. jadi perlu pemupukan dengan jenis dan dosis pupuk yang tepat.cara lain adalah dengan menanami benih plankton tertentu agar hanya satu macam atau jenis plankton saja yang dapat tumbuh.

Beberapa jenis plankton (zooplankton) yang umum dibutuhkan benih ikan antara lain sebagai berikut:
1. ROTIFERA, 2. MOINA,
3. Daphnia, 4. Cacing Tubifek

1.ROTIFERA

 Kultur Rotifera dapat dilakuakn di bak beton atau bak tanah yang sumber airnya mengandung Rotifera. sebagai sumber air dapat menggunakan air sungai,air kolam,atau air yang diinokulasi dengan Rotifera. Air yang masuk ke dalam bak atau kolam harus di saring terlebih dahulu,terutama
untuk menghindari adanya ikan atau serangga air yang dapat masuk ke dalam kolam atau bak.
Bak atau kolam di keringkan terlebih dahulu selama 2-3 hari kemudian diisi air dan di lakukan pengapuran sebanyak 100 g/m2.
 Pengapuran ini bertujuan untuk memberantas ikan,predator,atau hama yang hidup di dalam bak atau kolam dan untuk menaikkan pH. Setelah itu dilakuakn pemupukan kotoran ayam kering sebanyak 1 kg/m2.
 Kemudian bak atau kolamdiisi air dengan kedalaman 0,5 m.permukaan air di semprot dengan Sumithion sebanyak 6-8 ppm untuk memberantas Cladocera agar tidak mengganggu pertumbuhan Rotifera.
Panen Rotifera dapat di lakukan setelah 5-6 hari pemeliharaan dengan pengambilan contoh air dan di saring dengan plankton Net Muller No.25 Dengan cara tersebut dapat dilakukan panen Rotifera pada hari ke 5-12 dari saat setelah pemupukan berlangsung.

 2. MOINA
Kultur moina sebaiknya dilakukan di wadah yang di letakkan di bawah atap yang transparan,misalnya atap plastik,untuk menghindari sinar matahari langsung dan curah hujan. Wadah atau tempat yang telah diisi air sumur dengan kedalaman 40-60 cm.di pupukdengan kotoran ayam kering (tanpa sekam)
 Sebnyak 1 kg/m2.selain itu ,kedalam media kultur tersebut di gantungkan kantong terilin atau karung yang berisi bungkil kedelai sebanyak 200g/m3. Bibit Moina di tanam sehari setelah pemupukan awal sebanyak 2g/m3 Bibit Moina ditanam sehari setelah pemupukan awal sebanyak 2 g/m3.bibit moina dipilih yang berwarna merah dan Berukuran besar. Pemupukan ulang dilakukan 4 hari setelah pemupukan awal sebanyak 0,25 dosis atau 250 g kotoran ayam kering dan 50 g bungkil kedelai.Pemanenan dapat di lakukan antara 7-9 hari setelah pemupukan awal dwngan serokan dari kain terilin. Untuk mendapatkan Moina setiap hari dapat di pakai 6 wadah dengan pelaksanaan kultur secara bergilir, yaitu 2 hari sekali.dengan cara tersebut dapat menghasilkan Moina 150-400 g/m3/hari.

3.Daphnia

 Daphinia cepat di kultur di tempat trbuka. Untuk wadah kultur dapat digunakan bak atau konteiner. Bak atau konteiner diisi dengan air sumur lalu dipupuk dengan kotoran ayam kering tanpa sekam sebanyak 1,5 kg/m3. Kotoran ayam tersebut dimasukkan kedalam kantong terilin atau karung dan digantung dalm media kultur. Sehari setelah pemupukan awal, bibit daphnia ditebar sebanyak 5 g/m3. pamupukan ulang dilakukan antara 7-14 harisetelah pemupukan awal sebanyak 0,5 dosis (750 g/m3). Pemupukan dilakukan 21hari setelh pemupukan awal dan dilakukan setiap hari selama sebulan. Dalam sehari pemenenan dapat dihasilkan Daphnia sebanak 25 g/m3. Dengan cara ini dapat dihasilkan kira-kira 30 kg dalam kurun waktu sebulan.

4. Cacing Tubifek/Sutra

Bentuk tubuh cacing ini menyerupai rambut dengan panjang badan antara 1-3cm dengan tubuh berwarna merah kecoklatan dengan ruas ruas. Cacing ini hidup dengan membentuk koloni di perairan jernih yang kaya bahan organik. Cacing ini meiliki 57% protein dan 13% lemak dalam tubuhnya. Cacing sutra merupakan hewan hermaprodit yang berkembang biak lewat telur secara eksternal. Telur yang dibuahi oleh jantan akan membelah menjadi dua sebelum menetas. Bahan organik yang baik untuk digunakan oleh cacing sutra adalah campuran antara kotoran ayam, ampas tahu, dedak (bekatul) dan lumpur.

 1. Persiapan Bibit
 Bibit bisa dibeli dari toko ikan hias atau diambil dari alam
 Note : Sebaiknya bibit cacing di karantina dahulu karena ditakutkan membawa bakteri patogen.


2.Persiapan Media

 Media perkembangan dibuat sebagai kubangan lumpur dengan
ukuran 1 x 2 meter yang dilengkapi saluran pemasukan dan pengeluaran air. Tiap tiap kubangan dibuat petakan petakan kecil ukuran 20 x 20 cm dengan tinggi bedengan atau tanggul 10 cm, antar bedengan diberi lubang dengan diameter 1 cm

3.Pemupukan
Lahan di pupuk dengan dekak halus atau ampas tahu sebanyak 200 – 250 gr/M2 atau dengan pupuk kandang sebanyak 300 gr/M2.

 4.Fermentasi
 Lahan direndam dengan air setinggi 5 cm selama 3-4 hari.

 5.Penebaran,Bibit
 Selama Proses Budidaya lahan dialiri air dengan debit 2 – 5 Liter / detik

 6.Pemanenan
 Cacing Bisa dipanen setelah 8 – 10 hari.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar